Makalah Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluara, sahabat dan kita selaku umatnya.
Tugas ini berisikan tentang definisi dari
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan beserta indicator, dampak dan cara
mengatasinya.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada
Bapak H. Rusmin Nuryadin, SE.,Msi yang tak pernah hentinya membimbing
mata kuliah Ekonomi Pembangunan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata
sempurna, maka penulis memohon maaf atas kekurangan dalam penyajian data pada
makalah ini. Atas segala kritik dan saran yang membangun, penulis terima dengan
hati terbuka.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya
dan dapat menambah waasan bagi kita semua. Amin
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Januari 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Pandangan kemiskinan dari
setiap ahli berbeda karena data, dan metode penelitian yang berbeda. Kemiskinan
disepakati sebagai masalah yang bersifat sosial ekonomi, penyebab dan cara
mengatasinya terkait dengan ideologi yang melandasinya. Untuk memahami ideologi
tersebut ada tiga pandangan pemikiran yaitu konservatisme, liberalisme, dan
radikalisme (Swasono, 1987). Penganut masing-masing pandangan memiliki cara
pandang yang berbeda dalam menjelaskan kemiskinan. Kaum konservatif memandang
kemiskinan bermula dari karakteristik khas orang miskin itu sendiri. Orang
menjadi miskin karena tidak mau bekerja keras , boros, tidak mempunyai rencana,
kurang memiliki jiwa wiraswasta, fatalis, dan tidak ada hasrat untuk
berpartisipasi.
Semenjak gejolak dan
kerusuhan sosial merebak di berbagai daerah, kesenjangan sosial banyak
dibicarakan. Beberapa pakar dan pengamat masalah sosial menduga bahwa kerusuhan
sosial berkaitan dengan kesenjangan sosial. Ada yang sependapat dengan dugaan
itu, tetapi ada yang belum yakin bahwa penyebab kerusuhan sosial adalah
kesenjangan sosial. Tidak seperti kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial cukup
sulit diukur secara kuantitatif. Jadi, sulit menunjukkan bukti-bukti secara
akurat. Namun, tidaklah berarti kesenjangan sosial dapat begitu saja diabaikan
dan dianggap tidak eksis dalam perjalanan pembangunan selama ini. Di bagian ini
dicoba menunjukkan realitas dan proses merebaknya gejala kesenjangan sosial.
1.1. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia dikenal
sebagai Negara agraris, atau yang biasa dikenal sebagai Negara yang
sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam Pembukaan UUD
1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan bangsa. Namun dalam kenyataannya pemerintah tidak mempunyai
kepekaan yang serius terhadap kaum miskin.
Kemiskinan merupakan
problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini masih menjadi isu
sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan
aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami
oleh negara-negara berkembang melainkan juga negara maju seperti Inggris dan
Amerika Serikat.
Jika kita lihat dari dampak
yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua lapisan masyarakat
merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang tidak
kompetitif antar pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang lama. Bagi masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan
biaya hidup yang lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya
mencul banyak pengemis seperti yang kita
bahas di depan. Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang
sumber utamanya adalah uang, hanya dengan satu alasan untuk hidup dan
munculnya Undang-Undang Korupsi
dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan baik.
Namun pada kenyataannya kinerja KPK ini belum memuaskan hati
publik, karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum tuntas.
Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa anggota
Partai Demokrat belakangan ini
Pada hal ini penyusun
mencoba memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia . Kemiskinan merupakan hal
yang kompleks kerana menyangkut
berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya
pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama
dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Kemiskinan merupakan
masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,
akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi
lingkungan.
1.2. Perumusan Masalah
Dalam tugas terstruktur
individu ini, penyusun yang membahas mengenai masalah kemiskinan, didapatkan
rumusan masalah yang akan di bahas dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah
tersebut, adalah sebagai berikut :
· Apa yang menjadi masalah
dasar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia ?
· Apa yang menjadi penyebab
dari kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah yang membahas
tentang kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia ini adalah sebagai
berikut:
1. Menumbuhkan kesadaran
masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan serta untuk
mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada
masyarkat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
3. Untuk mengetahui sejauh
mana upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Definisi kemiskinan
Definisi
tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin
kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang
melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi
melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan
politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan
memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun
non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga
tergantung dari sudut mana definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan apa
definisi tersebut dibuat. Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling
melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.
Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :
1. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak /
pemenuhan kebutuhan pokok.
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak
terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan
barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar kebutuhan yang layak. Ini
merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan
pokok/dasar.
2. Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income
Kemiskinan oleh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya
pendapatan/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
3. Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity
Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk
mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi :
a) Keterampilan
yang memadai.
b) Informasi/pengetahuan
– pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup.
c) Jaringan-jaringan
sosial ( Social Network ).
d) Organisasi-organisasi
sosial dan politik.
e) Sumber-sumber
modal yang diperlukan bagi peningkatan pengembangan kehidupan.
f)
4. Dilihat dari segi keadaan / kondisi
Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan yang bisa
dicirikan dengan :
a) Kelaparan/kekurangan
makan dan gizi.
b) Pakaian
dan perumahan yang tidak memadai.
c) Tingkat
pendidikan yang rendah.
d) Sangat
sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang pokok.
5. Dilihat dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber
Menurut golongan ini kemiskinan merupakan keterlantaran
yang disebabkan oleh penyebaran yang tidak merata dan sumber-sumber (
Malldistribution of Resources), termasuk didalamnya pendapatan / income.
6. Kemiskinan menurut Drewnowski
Drewnowski ( Epi Supiadi:2003) mencoba menggunakan
indikator-indikator sosial untuk mengukur tingka-tingkat kehidupan ( The Level
of Living Index ). Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk
menentukan tingkat kehidupan seseorang :
a) Kehidupan fisik dasar ( Basic Fisical Needs ), yang
meliputi gizi/nutrisi, perlindungan/perumahan ( Shelter/housing ) dan
kesehatan.
b) Kebutuhan budaya dasar ( Basic Cultural Needs), yang
meliputi pendidikan,penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial
(Social Security).
c) High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau
melebihi takarannya.
Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa konsep adalah :
1. BAPPENAS
Tidak
mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat.
2. BPS
Bilamana
jumlah rupiah yang dikeluarkan atau dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi kurang dari 2.100 kalori perkapita.
3. Bank Dunia
Tidak
tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan 1,00 dolar AS perhari .
4. BKKBN keluarga miskin jika :
a) Tidak dapat melaksanakan ibadah menurut keyakinannya.
b) Tidak mampu makan sehari dua kali.
c) Tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,bekerja atau
sekolah dan berpergian.
d) Tidak bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.
e) Mampu membawa anggota keluarga sarana kesehatan.
5. WB ( 2001) kemiskinan adalah suatu kondisi terjadinya
kekurangan pada taraf hidup manusia baik fisik atau sosial.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan
,pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian,
yaitu :
- Kemiskinan Absolut
Kemiskinan
Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
- Kemiskinan Relatif
Seseorang
yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan
namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat disekitarnya.
- Kemiskinan Kultural
Kemiskinan
Kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang
tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari
pihak lain yang membantunya.
2.2. Kesenjangan Pendapatan
Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat
terlihat jelas, dari istilah yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin
miskin. Hal ini sangat berdampak pada pendapatan tersebut tidak cukup hanya
bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun peningkatan
pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih penting dari itu
,persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan pembangunan
ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa lalu
yang begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut
direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung
kepada kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi
Indonesia adalah memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi
yang secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa
memajukan semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan.
Sebagian besar ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan itu adalah
modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri sebagai unit
pengolahnya.
Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah
menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah
pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada
beberapa pola yaitu :
- Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak
ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
- Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak
ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
- Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah (
semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
- Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah
(semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
- Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian
miskin,sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
- Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin,
sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
2.3 Indikator – indikator
kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk
menelusuri secara detail indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator –
indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik, antara
lain sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan,
papan ).
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
( kesehaatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi ).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya
investasi untuk pendidikan/ keluarga ).
4. Kerentangan terhadap goncangan yang bersifat individual
maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya
sumber daya alam.
6. Kuranganya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata
pencaharian yang berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun
mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial ( anak-anak
terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga,janda miskin,kelompok marginal
dan terpencil ).
2.4 Indikator - indikator
Kesenjangan Pendapatan
Adapun indikator –
indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut :
a. UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai
swasta dan pegawai Pemerintah yang berbeda.
b. PNS ( golongan atas ) lebih
sejahtera dibandingkan petani.
c. Pertanian kalah jauh dalam
menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar 9.3 % di tahun 2011,
padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
2.5 Faktor - faktor Penyebab
Kemiskinan
Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi,
yaitu :
1. Kemiskinan alamiah.
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya
alam yang terbatas,penggunaan teknologi yang rendah,dan bencana alam.
2. Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga
yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu
menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga
mereka tetap miskin.
Selain itu,penyebab kemiskinan di negara
Indonesia adalah :
a) Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat
di setiap 10 tahun menurut hasil sensus penduduk.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat
Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah
penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.
Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang
harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
b) Angkatan Kerja, Penduduk
yang Bekerja dan Pengangguran
Secara garis besar penduduk suatu negara
dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong
tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia
kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja
yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum.
Jadi setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi
pendapatan nasional dikatakan cukup merata.
c) Tingkat pendidikan yang
rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan
salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya
tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya
perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak
tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
d) Kurangnya perhatian dari
pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju
pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan.
Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat
kemiskinan di negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian
penurunan kemiskinan sebagai berikut :
- Belum meratanya program
pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah terpencil,dan daerah
perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah pedesaan. Kemiskinan
diluar Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih
tinggi dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan
seharusnya lebih difokuskan di daerah-daerah tersebut.
- Masih terbatasnya akses
masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.
- Masih besarnya jumlah
penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik karena guncangan ekonomi,bencana
alam,dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
- Kondisi kemiskinan sangat
dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Sehubungan dengan itu ,upaya
penanggulangan kemiskinan melalui stabilitas harga kebutuhan pokok harus
dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar
penanggulangan kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Menurut Todaro (1997) menyatakan bahwa variasi kemiskinan dinegara berkembang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. perbedaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat
pendapatan,
b. perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh Negara yang
berlainan,
c. perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber
daya manusianya
d. perbedaan peranan sektor swasta dan negara,
e. perbedaan struktur industri,
f. perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi
dan politik negara lain
g. perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan
kelembagaan dalam negeri.
Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingginya
tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi perkapita, dan
tingginya pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan tingkat kematian
dan rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya ketergantungan
terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya tingkat
pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan pendidikan,
pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita.
Menurut Ginanjar (1996) ada 4 faktor penyebab kemiskinan,
faktor-faktor tersebut antara lain:
- Rendahnya taraf pendidikan
- Rendahnya taraf kesehatan.
- Terbatasnya lapangan kerja.
- Kondisi keterisolasian.
Kemiskinan melekat pada diri penduduk miskin, mereka
miskin karena tidak memiliki aset produksi dan kemampuan untuk meningkatkan
produktivitas. Mereka tidak memiliki aset produksi karena mereka miskin,
akibatnya mereka terjerat dalam lingkungan kemiskinan tanpa ujung dan pangkal.
Pendapat Ginanjar (1996) bahwa kemiskinan disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Sumber daya alam yang rendah.
b. Teknologi dan unsur penduduknya yang rendah.
c. Sumber daya manusia yang rendah.
d. Saran dan prasarana termasuk kelembagaan yang belum baik.
World
bank ( 2000) memberikan resep baru dalam memerangi kemiskinan dengan 3 pilar:
- Pemberdayaan yaitu proses peningkatan kapasitas penduduk
miskin untuk mempengaruhi lembaga-lembaga pemerintah yang mempengaruhi
kehidupan mereka dengan memperkuat partisipasi mereka dalam proses politik dan
pengambilan keputusan tingkat lokal.
- Keamanan yaitu proteksi bagi orang miskin terhadap
goncangan yang merugikan melalui manajemen yang lebih baik dalam menangani
goncangan ekonomi makrodan jaringan pengamanan yang lebih komprhensif.
- Kesempatan yaitu proses peningkatan askes kaum miskin
terhadap modal fisik dan modal manusia dan peningkatan tingkat pengembalian
dari asset-asset tersebut.
ADB (1999) menyatakan ada 3 pilar untuk mengentaskan
kemiskinan yaitu :
- Pertumbuhan berkelanjutan yang prokemiskinan.
- Pengembangan sosial yang mencakup:Pengembangan SDM,modal
sosial,perbaikan status perempuan, dan perlindungan sosial.
- Manajemen ekonomi makro dan pemerintahan yang baik yang
dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan
2.6 Dampak
Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.
Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui,
entah itu di negara maju atau pun di negara berkembang seperti Indonesia.
Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu tentunya disebabkan oleh beberapa
faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta suatu dampak kemiskinan.
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu
banyak dan kompleks yaitu :
- Pengangguran
Karena
tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing
dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara langsung terhadap
tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.
- Kekerasan
Sesungguhnya
kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena seseorang
tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika
tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga
keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan,seperti
merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara mengintimidasi orang lain)
didalam kendaraan umum.
- Pendidikan
Tingkat
putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.Mahalnya
biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia
sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang
sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja
mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada
rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi
kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
- Kesehatan
Seperti
kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos
pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh
kalangan miskin.
- Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa
bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas
kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita
alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan
perlindungan hukum dari negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif
disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjtektif.
Terlebih
lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak
langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret
panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah
di Indonesia ,baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Pada
prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah menjadikan kemiskinan
sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum pemerintah sendiri adalah
program pembangunan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Banyak
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi berbagai macam
masalah kemiskinan, antara lain adalah sebagai berikut :
- Kebijaksanaan tidak langsung
Kebijaksanaan
tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan
setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara lain
adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang
berkembang.
- Kebijaksanaan langsung
Kebijaksanaan
langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas sumber daya
manusia ,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan,
serta pengembangan kegiatan – kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk
mendorong kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
Selain
dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun juga
mengatasi kemiskinan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :
- Usaha individu
- Penyedekahan
- Pembangunan Ekonomi
- Pembangunan Masyarakat
- Pasaran Bebas
Selain
dengan cara –cara diatas , kemiskinan juga dapat diatasi dengan cara sebagai
berikut :
1. Bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada
orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak
zaman pertengahan.
2. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan
yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan
termasuk hukuman,pendidikan,kerja sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3. Persiapan bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan
secara langsung kepada orang miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan
bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai oran g yang lebih miskin,
seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan , atau keasdaan yang membuat
orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
Rendahnya beberapa faktor di atas menyebabkan rendahnya
aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Dengan rendahnya
aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan berakibat pada rendahnya produktivitas
dan pendapatan yang diterima yang pada gilirannya pendapatan tersebut tidak
mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum yang menyebabkan terjadinya proses
kemiskinan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk
dipecahkan. Dan tidak hanya di Indonesia saja sebenarnya yang mengalami jerat
kemiskinan, tetapi banyak negara di dunia yang mengalami permasalahan ini.
Upaya penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada
pelaksanaan dan pencapaian pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu,
agar pengurangan angka kemiskinan dapat tercapai,dibutuhkan sinergi dan
koordinasi program-program pembangunan di berbagai sektor,terutama program yang
menyumbang langsung penurunan kemiskinan.
Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mamou
meningkatkan standar hidup penduduk negaranya, yan gdiukur dengan kenaikan
penghasilan riil per kapita. Indonesia sebagai negara berkembang memenuhi aspek
standar kemiskinan diantaranya merupakan produsen barang primer,memiliki
masalah tekanan penduduk,kurang optimalnya sumber daya alam yang
diolah,produktivitas penduduk yang rendah karena keterbelakangan
pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi ekspor barang primer
karena ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang tersebut menjadi lebih
berguna.
3.2. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan
usaha-usaha yang lebih kreatif,inovatif dan eksploratif. Selain itu,globalisasi
membuka mata bagi Pegawai pemerintah,maupun calon pegawai pemerintah agar
berani mengambil sikap yang lebih tegas sesuai dengan visi dan misi bangsa
Indonesia ( tidak memperkaya diri sendiri dan kelompoknya). Dan mengedepankan
partisipasi masyarakat Indonesia untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi
zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan,wawasan,skill,mentalitas dan moralitas yang standarnya adalah
standar global.
DAFTAR
PUSTAKA
- http://dheayull.blogspot.co.id/2016/09/makalah-kemiskinan-dan-kesenjangan.html
- https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/11/08/kemiskinan-dan-kesenjangan/
0 Response to "Makalah Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial"
Post a Comment