Makalah Kemiskinan dan Kesenjangan Ekonomi
Makalah Kemiskinan dan Kesenjangan Ekonomi |
||||
|
||||
|
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat serta
salam tetap tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluara, sahabat
dan kita selaku umatnya.
Tugas ini berisikan tentang definisi dari kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan beserta indicator, dampak dan cara mengatasinya.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak H. Rusmin Nuryadin, SE.,Msi yang tak pernah
hentinya membimbing mata kuliah Ekonomi Pembangunan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna, maka penulis
memohon maaf atas kekurangan dalam penyajian data pada makalah ini. Atas segala
kritik dan saran yang membangun, penulis terima dengan hati terbuka.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya dan dapat menambah waasan
bagi kita semua. Amin
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Januari 2016
Dhea Yulianty
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I – Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
1.2
Perumusan Masalah
1.3
Tujuan
BAB II – Pembahasan
2.1 Definisi kemiskinan
2.2 Kesenjangan Pendapatan
2.3 Indikator – indikator kemiskinan
2.4 Indikator – indicator Kesenjangan Pendapatan
2.5 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan
2.6 Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya
BAB III – Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
|
1
2
3
3
4
5
6
7
7
8
10
12
12
13
|
BAB
I
PENDAHULUAN
Pandangan kemiskinan dari setiap ahli berbeda karena
data, dan metode penelitian yang berbeda. Kemiskinan disepakati sebagai masalah
yang bersifat sosial ekonomi, penyebab dan cara mengatasinya terkait dengan
ideologi yang melandasinya. Untuk memahami ideologi tersebut ada tiga pandangan
pemikiran yaitu konservatisme, liberalisme, dan radikalisme (Swasono, 1987).
Penganut masing-masing pandangan memiliki cara pandang yang berbeda dalam
menjelaskan kemiskinan. Kaum konservatif memandang kemiskinan bermula dari
karakteristik khas orang miskin itu sendiri. Orang menjadi miskin karena tidak
mau bekerja keras , boros, tidak mempunyai rencana, kurang memiliki jiwa
wiraswasta, fatalis, dan tidak ada hasrat untuk berpartisipasi.
Semenjak gejolak dan kerusuhan sosial merebak di
berbagai daerah, kesenjangan sosial banyak dibicarakan. Beberapa pakar dan
pengamat masalah sosial menduga bahwa kerusuhan sosial berkaitan dengan
kesenjangan sosial. Ada yang sependapat dengan dugaan itu, tetapi ada yang
belum yakin bahwa penyebab kerusuhan sosial adalah kesenjangan sosial. Tidak
seperti kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial cukup sulit diukur secara
kuantitatif. Jadi, sulit menunjukkan bukti-bukti secara akurat. Namun, tidaklah
berarti kesenjangan sosial dapat begitu saja diabaikan dan dianggap tidak eksis
dalam perjalanan pembangunan selama ini. Di bagian ini dicoba menunjukkan
realitas dan proses merebaknya gejala kesenjangan sosial.
1.1.
Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia dikenal
sebagai Negara agraris, atau yang biasa dikenal sebagai Negara yang
sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam Pembukaan UUD
1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan bangsa. Namun dalam kenyataannya pemerintah tidak mempunyai
kepekaan yang serius terhadap kaum miskin.
Kemiskinan merupakan
problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini masih menjadi isu
sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan
aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami
oleh negara-negara berkembang melainkan juga negara maju seperti Inggris dan
Amerika Serikat.
Jika kita lihat dari dampak
yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua lapisan masyarakat
merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang tidak
kompetitif antar pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang lama. Bagi masyarakat bawah korupsi justru
menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal
akhirnya mencul banyak pengemis seperti yang kita
bahas di depan. Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang
sumber utamanya adalah uang, hanya dengan satu alasan untuk hidup dan
munculnya Undang-Undang Korupsi
dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan baik.
Namun pada kenyataannya kinerja KPK ini belum memuaskan hati
publik, karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum tuntas.
Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa anggota
Partai Demokrat belakangan ini
Pada hal ini penyusun
mencoba memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia . Kemiskinan merupakan hal
yang kompleks kerana menyangkut
berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya
pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari
pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Kemiskinan merupakan
masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,
akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi
lingkungan.
1.2.
Perumusan Masalah
Dalam tugas terstruktur
individu ini, penyusun yang membahas mengenai masalah kemiskinan, didapatkan
rumusan masalah yang akan di bahas dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah
tersebut, adalah sebagai berikut :
·
Apa yang menjadi masalah dasar dalam
pengentasan kemiskinan di Indonesia ?
·
Apa yang menjadi penyebab dari kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah yang membahas
tentang kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia ini adalah sebagai
berikut:
1.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia
yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia.
2.
Memberikan informasi kepada masyarkat
Indonesia untuk menghadapi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yang merupakan
tantangan global dunia ketiga.
3.
Untuk mengetahui sejauh mana upaya yang
dilakukan Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Definisi kemiskinan
Definisi tentang kemiskinan telah mengalami
perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun
permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap
sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial,
kesehatan, pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan
adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi
kebutuhan makan maupun non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar
belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut
ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat. Biasanya
definisi-definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan yang
lainnya.
Definisi
kemiskinan dilihat dari beberapa segi :
1.
Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak /
pemenuhan kebutuhan pokok.
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak
terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan
barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar kebutuhan yang layak. Ini merupakan
kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan
pokok/dasar.
2.
Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income
Kemiskinan oleh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya
pendapatan/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
3.
Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity
Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk
mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi :
a)
Keterampilan yang memadai.
b)
Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi
kemajuan hidup.
c)
Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ).
d)
Organisasi-organisasi sosial dan politik.
e)
Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan
pengembangan kehidupan.
f)
4.
Dilihat dari segi keadaan / kondisi
Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan yang bisa
dicirikan dengan :
a)
Kelaparan/kekurangan makan dan gizi.
b)
Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.
c)
Tingkat pendidikan yang rendah.
d)
Sangat sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang pokok.
5.
Dilihat dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber
Menurut golongan ini kemiskinan merupakan keterlantaran
yang disebabkan oleh penyebaran yang tidak merata dan sumber-sumber (
Malldistribution of Resources), termasuk didalamnya pendapatan / income.
6.
Kemiskinan menurut Drewnowski
Drewnowski ( Epi Supiadi:2003) mencoba menggunakan
indikator-indikator sosial untuk mengukur tingka-tingkat kehidupan ( The Level
of Living Index ). Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk
menentukan tingkat kehidupan seseorang :
a)
Kehidupan fisik dasar ( Basic Fisical Needs ), yang
meliputi gizi/nutrisi, perlindungan/perumahan ( Shelter/housing ) dan
kesehatan.
b)
Kebutuhan budaya dasar ( Basic Cultural Needs), yang
meliputi pendidikan,penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial
(Social Security).
c)
High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau
melebihi takarannya.
Definisi
kemiskinan dilihat dari beberapa konsep adalah :
1.
BAPPENAS
Tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
2.
BPS
Bilamana jumlah rupiah yang dikeluarkan atau dibelanjakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kurang dari 2.100 kalori perkapita.
3.
Bank Dunia
Tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan
1,00 dolar AS perhari .
4.
BKKBN keluarga miskin jika :
a)
Tidak dapat melaksanakan ibadah menurut keyakinannya.
b)
Tidak mampu makan sehari dua kali.
c)
Tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,bekerja atau
sekolah dan berpergian.
d)
Tidak bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.
e)
Mampu membawa anggota keluarga sarana kesehatan.
5.
WB ( 2001) kemiskinan adalah suatu kondisi terjadinya
kekurangan pada taraf hidup manusia baik fisik atau sosial.
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian
kemiskinan ,pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga
pengertian, yaitu :
-
Kemiskinan Absolut
Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak
mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
-
Kemiskinan Relatif
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah
hidup diatas garis kemiskinan namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat
disekitarnya.
-
Kemiskinan Kultural
Kemiskinan Kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang
atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
2.2. Kesenjangan Pendapatan
Ketimpangan pendapatan yang terjadi di
Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah yang kayak semakin kaya dan yang
miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada pendapatan tersebut tidak
cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun
peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih penting
dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan
pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya
kebijakan masa lalu yang begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan
sektor lainnya patut direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan
sektoral yang berujung kepada kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini
agenda mendesak bagi Indonesia adalah memikirkan kembali secara serius model
pembangunan ekonomi yang secara serius model pembangunan ekonomi yang secara
serentak bisa memajukan semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai
partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan itu
adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri sebagai unit
pengolahnya.
Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan
adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau
wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan
ada beberapa pola yaitu :
-
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak
ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
-
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak
ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
-
Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah (
semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
-
Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah
(semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
-
Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian
miskin,sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
-
Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin,
sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
2.3 Indikator – indikator
kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting
bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator kemiskinan tersebut. Adapun
indikator – indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat
Statistik, antara lain sebagai berikut :
1.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan,
papan ).
2.
Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
( kesehaatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi ).
3.
Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi
untuk pendidikan/ keluarga ).
4.
Kerentangan terhadap goncangan yang bersifat individual
maupun massa.
5.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya
sumber daya alam.
6.
Kuranganya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7.
Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata
pencaharian yang berkesinambungan.
8.
Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun
mental.
9.
Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial ( anak-anak
terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga,janda miskin,kelompok marginal
dan terpencil ).
2.4 Indikator - indikator
Kesenjangan Pendapatan
Adapun indikator –
indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut :
a.
UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai
swasta dan pegawai Pemerintah yang berbeda.
b.
PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera
dibandingkan petani.
c.
Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk
Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar 9.3 % di tahun 2011, padahal
Indonesia merupakan Negara agraris.
2.5 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan
Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi,
yaitu :
1.
Kemiskinan alamiah.
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya
alam yang terbatas,penggunaan teknologi yang rendah,dan bencana alam.
2.
Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga
yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu
menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga
mereka tetap miskin.
Selain itu,penyebab kemiskinan di negara
Indonesia adalah :
a)
Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat
di setiap 10 tahun menurut hasil sensus penduduk.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat
Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah
penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.
Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang
harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
b)
Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan
Pengangguran
Secara garis besar penduduk suatu negara
dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong
tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia
kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja
yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum.
Jadi setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi
pendapatan nasional dikatakan cukup merata.
c)
Tingkat pendidikan yang rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan
salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya
tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya
perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga
kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
d)
Kurangnya perhatian dari pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju
pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan.
Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat
kemiskinan di negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian
penurunan kemiskinan sebagai berikut :
- Belum meratanya program
pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah terpencil,dan daerah
perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah pedesaan. Kemiskinan
diluar Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih
tinggi dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan
seharusnya lebih difokuskan di daerah-daerah tersebut.
-
Masih terbatasnya akses masyarakat miskin
terhadap pelayanan dasar.
-
Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan
untuk jatuh miskin,baik karena guncangan ekonomi,bencana alam,dan juga akibat
kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
-
Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh
fluktuasi harga kebutuhan pokok. Sehubungan dengan itu ,upaya penanggulangan
kemiskinan melalui stabilitas harga kebutuhan pokok harus dilakukan secara
komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan kemiskinan,baik
di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Todaro (1997) menyatakan bahwa variasi kemiskinan dinegara berkembang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a.
perbedaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat
pendapatan,
b.
perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh Negara yang
berlainan,
c.
perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber
daya manusianya
d.
perbedaan peranan sektor swasta dan negara,
e.
perbedaan struktur industri,
f.
perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi
dan politik negara lain
g.
perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan
kelembagaan dalam negeri.
Tingginya angka pengangguran disebabkan
oleh tingginya tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi
perkapita, dan tingginya pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan
tingkat kematian dan rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya
ketergantungan terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya
rendahnya tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan
pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita.
Menurut Ginanjar (1996) ada 4 faktor
penyebab kemiskinan, faktor-faktor tersebut antara lain:
-
Rendahnya taraf pendidikan
-
Rendahnya taraf kesehatan.
-
Terbatasnya lapangan kerja.
-
Kondisi keterisolasian.
Kemiskinan melekat pada diri penduduk
miskin, mereka miskin karena tidak memiliki aset produksi dan kemampuan untuk
meningkatkan produktivitas. Mereka tidak memiliki aset produksi karena mereka
miskin, akibatnya mereka terjerat dalam lingkungan kemiskinan tanpa ujung dan
pangkal.
Pendapat Ginanjar (1996) bahwa
kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a.
Sumber daya alam yang rendah.
b.
Teknologi dan unsur penduduknya yang rendah.
c.
Sumber daya manusia yang rendah.
d.
Saran dan prasarana termasuk kelembagaan yang belum baik.
World bank (
2000) memberikan resep baru dalam memerangi kemiskinan dengan 3 pilar:
-
Pemberdayaan yaitu proses peningkatan kapasitas penduduk
miskin untuk mempengaruhi lembaga-lembaga pemerintah yang mempengaruhi
kehidupan mereka dengan memperkuat partisipasi mereka dalam proses politik dan
pengambilan keputusan tingkat lokal.
-
Keamanan yaitu proteksi bagi orang miskin terhadap
goncangan yang merugikan melalui manajemen yang lebih baik dalam menangani
goncangan ekonomi makrodan jaringan pengamanan yang lebih komprhensif.
-
Kesempatan yaitu proses peningkatan askes kaum miskin
terhadap modal fisik dan modal manusia dan peningkatan tingkat pengembalian
dari asset-asset tersebut.
ADB (1999) menyatakan ada 3 pilar untuk
mengentaskan kemiskinan yaitu :
-
Pertumbuhan berkelanjutan yang prokemiskinan.
-
Pengembangan sosial yang mencakup:Pengembangan SDM,modal
sosial,perbaikan status perempuan, dan perlindungan sosial.
-
Manajemen ekonomi makro dan pemerintahan yang baik yang
dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan
2.6 Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.
Kemiskinan merupakan suatu fenomena
yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau pun di negara berkembang
seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu tentunya
disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta
suatu dampak kemiskinan.
Dampak dari kemiskinan terhadap
masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu :
- Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan
mererka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran
telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan
dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt
pengeluaraan rata-rata.
- Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek
dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui
jalan yang benar dan halal. Ketika tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat
bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun
dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara
mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.
- Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang
terjadi dewasa ini.Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak
dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat
menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin.
Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat
putus sekolah berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Dengan
begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih
layak.
- Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat
mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar
menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga
,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
- Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat
ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi
bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan
jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan hukum dari negara,persoalan
ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang
subjtektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda
negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin.
Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi
hampir merata di setiap daerah di Indonesia ,baik di pedesaan maupun di
perkotaan.
Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya
telah menjadikan kemiskinan sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum
pemerintah sendiri adalah program pembangunan yang berfokus pada pengentasan
kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
dapat mengatasi berbagai macam masalah kemiskinan, antara lain adalah sebagai
berikut :
-
Kebijaksanaan tidak langsung
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan
pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan
kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara lain adalah suasana sosial politik
yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang.
-
Kebijaksanaan langsung
Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada
peningkatan peran serta dan produktifitas sumber daya manusia ,khususnya
golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan kebutuhan dasar
seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta pengembangan
kegiatan – kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong
kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang
bersangkutan pun juga mengatasi kemiskinan di negeri ini ,langkah-langkah
tersebut adalah :
-
Usaha individu
-
Penyedekahan
-
Pembangunan Ekonomi
-
Pembangunan Masyarakat
-
Pasaran Bebas
Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan juga dapat
diatasi dengan cara sebagai berikut :
1.
Bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada
orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak
zaman pertengahan.
2.
Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan
yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan
termasuk hukuman,pendidikan,kerja sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3.
Persiapan bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan
secara langsung kepada orang miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan
bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai oran g yang lebih miskin,
seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan , atau keasdaan yang membuat
orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
Rendahnya beberapa faktor di atas
menyebabkan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Dengan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan berakibat pada
rendahnya produktivitas dan pendapatan yang diterima yang pada gilirannya
pendapatan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum yang
menyebabkan terjadinya proses kemiskinan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Masalah kemiskinan di Indonesia memang
sangat rumit untuk dipecahkan. Dan tidak hanya di Indonesia saja sebenarnya
yang mengalami jerat kemiskinan, tetapi banyak negara di dunia yang mengalami
permasalahan ini.
Upaya penurunan tingkat kemiskinan
sangat bergantung pada pelaksanaan dan pencapaian pembangunan di berbagai
bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka kemiskinan dapat
tercapai,dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program pembangunan di
berbagai sektor,terutama program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan.
Negara yang ingin membangun
perekonomiannya harus mamou meningkatkan standar hidup penduduk negaranya, yan
gdiukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Indonesia sebagai negara
berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan diantaranya merupakan produsen
barang primer,memiliki masalah tekanan penduduk,kurang optimalnya sumber daya
alam yang diolah,produktivitas penduduk yang rendah karena
keterbelakangan pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi ekspor
barang primer karena ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang tersebut
menjadi lebih berguna.
3.2. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman
global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif,inovatif dan eksploratif.
Selain itu,globalisasi membuka mata bagi Pegawai pemerintah,maupun calon
pegawai pemerintah agar berani mengambil sikap yang lebih tegas sesuai dengan
visi dan misi bangsa Indonesia ( tidak memperkaya diri sendiri dan
kelompoknya). Dan mengedepankan partisipasi masyarakat Indonesia untuk lebih
eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau
dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan,wawasan,skill,mentalitas dan
moralitas yang standarnya adalah standar global.
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.isomwebs.net/2013-04/contoh-makalah-tentang-kesenjangan-sosial/
- http://catatankuliahfethamrin.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-kemiskinan-dan.html
0 Response to "Makalah Kemiskinan dan Kesenjangan Ekonomi"
Post a Comment