Makalah Manajemen Personalia (Pengelolaan Bidang Personalia)




  


Manajemen Personalia

Kewirausahaan 
Indra Farubi, S.Pd,.MM

Disusun oleh :

Dhea Yulianty 
Dian Permana 

Prodi : S1 Akuntansi




KATA PENGANTAR


   Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirah Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa, shalawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan kita selaku umatnya.
Makalah ini berisi tentang “Pengelolaan Bidang Personalia” yang menyangkut di dalamnya mengenai kebutuhan personalia, proses rekrutmen, masalah dan implementasinya.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Indra Farubi, S.Pd,.MM selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan yang tak henti-hentinya membimbing dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu saran dan kritik yang membangun akan kami terima Semoga makalah ini bermanfaat.

Bandung, April 2016




DAFTAR ISI






BAB I

PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah

Kegiatan Pengelolaan personalia (sumber daya mannusia), yaitu merupakan kegiatan khusus yang berkaitan dengan penentuan kebutuhan sumber daya manusia perusahaan, baik kebutuhan jangka pendek maupun kebutuhan jangka panjang.
Pengelolaan personalia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi.Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang Pengelolaan personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas). 
Pengelolaan personalia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Pengelolaan personalia?
2. Bagaimana Cara Menentukan Kebutuhan Personalia ?
3. Permasalahan dalam Bidang Personalia

1.3    Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu khususnya untuk memenuhi tugas salah satu Mata Kuliah Kewirausahaan, dan pada umumnya untuk mengulas tentang materi Kewirausahaan. Dan adapun tujuan berdasarkan materi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan memungkinkan pegawai menggunakan segala kemampuannya, minatnya, dan kesempatan untuk bekerja sebaik mungkin.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Bidang Personalia

Sumber daya terpenting suatu organisasi adalah sumber daya manusia (Personalia). Orang – orang yang memberikan tenaga, kreatifitas, bakat, dan usaha mereka kepada organisasi. Pengelolaan Personalia yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam usaha mencapai sasaran organisasi atau perusahaan.
Pengelolaan Personalia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengelolaan Personalia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

2.2  Penentuan Kebutuhan Personalia

Penentuan Kebutuhan Personalia atau Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah proses analisis dan identifikasi yang dilakukan organisasi terhadap kebutuhan akan sumber daya manusia, sehingga organisasi tersebut dapat menentukan langkah yang harus diambil guna mencapai tujuannya. Selain itu, pentingnya diadakan perencanaan sumber daya manusia ialah organisasi akan memiliki gambaran yang jelas akan masa depan, serta mampu mengantisipasi kekurangan kualitas tenaga kerja yang diperlukan.
Terdapat beberapa syarat untuk membuat sebuah perencanaan SDM yang baik, yakni:
1.       Deskripsikan secara jelas masalah yang direncanakannya.
2.       Kumpulkan dan analisa informasi tentang SDM dalam organisasi tersebut secara lengkap.
3.       Deskripsikan secara Detail tentang analisis pekerjaan (job analysis), kondisi organisasi, dan persediaan SDM.
4.       Proyeksikan situasi SDM saat ini dan masa mendatang.
5.       Proyeksikan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
6.       Pamahi peraturan dan kebijaksanaan pemerintah, khususnya yang menyangkut tenaga kerja.
Untuk sebuah perecanaan SDM yang baik, diperlukan tahapan-tahapan yang harus ditempuh:
1.      Penetapan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM.
2.      Mengumpulkan data dan informasi yang lengkap mengenai SDM.
3.      Mengelompokkan data dan informasi tersebut, kemudian menganalisisnya.
4.      Menetapkan beberapa alternatif yang kira-kira sanggup ditempuh.
5.      Memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada.
6.      Menginformasikan rencana terpilih kepada para karyawan agar direalisasikan.

2.3  Proses Penerimaan, Penempatan Dan Pembinaan

A.      Proses Penerimaan

a.       Recruitment

Recruitment (pengadaan karyawan) Menurut Hardi Handoko Requitment (1997;Manajemen) adalah Suatu proses pencarian dan pengikatan para calon karyawan atau pelamar calon karyawan yang mampu untuk melamar sebagai karyawan proses ini di mulai ketika para pelamar di cari dan berakhir bila lamaran atau aplikasi mereka di serahkan dan hasilnya setelah para calon karyawan di seleksi.
Recruitment adalah suatu proses menemukan dan menarik tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Perusahaan untuk menjadi karyawan. Dengan kata lain recruitment juga merupakan proses awal dari pengadaan tenaga kerja yang merupakan proses untuk mendapatkan dan menarik calon-calon tenaga kerja yang cakap untuk dipekerjakan.
Proses ini dimulai pada  saat  calon-calon baru  dicari, dan berakhir  ketika lamaran diserahkan, yang mana hasilnya  adalah sekelompok  pelamar  yang akan dipilih melalui proses  lanjut  yaitu proses seleksi.
Kebutuhan perekrutan mungkin karena alasan berikut :
1.       Lowongan: karena promosi, transfer, pensiun, pemutusan, cacat permanen, kematian dan perputaran tenaga kerja.
2.       Penciptaan lowongan baru: karena pertumbuhan, ekspansi dan diversifikasi kegiatan usaha dari suatu perusahaan. Selain itu, lowongan baru mungkin karena respecification pekerjaan.
Ada 2 (dua) sumber recruitment:
1.       Reruitment Internal (recruitment dari Perusahaan sendiri), dengan ciri-ciri:
-       Tenaga kerja sudah lebih dikenal
-       Merupakan contoh yang baik bagi karyawan lain dan membangkitkan gairah kerja
-       Dapat dilakukan lebih cepat
2.       Recruitment eksternal (recruitment dari luar Perusahaan), dengan ciri-ciri:
-       Melalui iklan
-       Melalui kantor  penempatan tenaga kerja (outsourcing)
-       Pelamar yang direkomendasikan oleh karyawan
-       Melalui sekolah/perguruan tinggi

b.       Seleksi

Seleksi adalah suatu proses meneliti dan memilih dari sekelompok pelamar yang didapat dari berbagai sumber untuk mendapatkan pelamar yang paling sesuai dengan posisi yang ditawarkan.
Prosedur seleksi yang lazim digunakan:
1.       Pengisian Formulir Lamaran
2.       Wawancara Pendahuluan
3.       Pemeriksaan Psikologis (Psikotest)
4.       Pemeriksaan Kesehatan
5.       Wawancara Pendalaman
6.       Persetujuan Manager yang Bersangkutan
7.       Penempatan
Untuk memudahkan proses seleksi, inteviewer dibantu oleh alat seleksi.
Adapun alat seleksi yang digunakan adalah:
1.       Biodata Untuk memudahkan dalam proses wawancara, spt, curriculum vitae
2.       Interview
3.       Tes (knowledge, Performance, kesehatan)
4.       Psikotest (Tes Intelegensi, emosi, hubungan sosial, vitalitas, dll)

c.        Orientasi Karyawan

Orientasi merupakan kegiatan yang berupa tindak lanjut setelah proses recruitment yangdilakukan oleh perusahaan / organisasi  kepada karyawan baru yang telah lolos proses seleksi dalam bentuk pengarahan yang mencakup sikap, standart nilai, dan pola perilaku yang baru yang diharapkan oleh perusahaan / organisasi itu sendiri.

B.      Proses Penempatan

Perencanaan Sumber daya Manusia (SDM) adalah Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi di waktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut dalam mencapai tujuan organisasi. Perencanaan sumber daya manusia itu sendiri diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan organisasi untuk mengisi posisi tertentu.
Ada tiga tipe perencanaan Sumber Daya Manusia:
1.    Penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan.
2.      Pemahaman pasar tenaga kerja dimana karyawan potensial tersebut ada.
3.      Pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan.
Penyusunan perencanaan  organisasi dapat dilakukan dengan langkah- sebagai berikut   :
1.         Penetuan kebutuhan jabatan.
2.         Menentukan spesifikasi jabatan dengan keterampilan – keterampilan yang dibutuhkan untuk pelaksaan suatu pekerjaan
3.         Mengestimasi jumlah karyawan yang dibutuhkan selama periode tertentu di masa mendatang.
4.         Mempertimbangkan persediaan karyawan yang telah tersedia untuk melaksanakan berbagai pekerjaan.  Hal ini diikuti dengan   jumlah orang yang harus di tarik dan kapan mereka akan dibutuhkan.
Dari keempat dasar tersebut diatas maka dapat kita simpulkan bahwa penyusunan perencanaan SDM merupakan suatu keharusan bagi seorang manajer, dimana seorang manajer membutuhkan suatu analisis terhadap perencanaan kebutuhan sumber daya manusia itu sendiri.
      

a.       Kualifikasi Pekerjaan dan Peran

Tujuan – tujuan organisasi akan dapat tercapai dengan baik apabila pekerjaan – pekerjaan di dalam organisasi dapat mewujudkan fungsinya sebagai komponen dasar struktur organisasi.Kualifikasi atau spesifikasi personalia perlu dilakukan untuk lebih menjamin agar suatu posisi, jabatan, atau jenis pekerjaan tertentu dapat di pegang oleh orang – orang yang tepat.kualifikasi atau spesifikasi personalia tersebut terdiri atas syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh orang – orang yang di anggap mampu melakukan pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi atau perusahaan.

b.       Menganalisis pekerjaan

Analisis pekerjaan merupakan deskripsi pekerjaan untuk memberikan informasi dalam rangka mendesain atau mengembangkan organisasi, recruitment, manajemen kinerja, pelatihan, pengembangan serta penggajian.

c.        Langkah – langkah Utama dalam Analisis Pekerjaan

Dalam menganalisis  pekerjaan yang akan diberikan kepada calon karyawan maka secara geris besar diperlukan :
1.         Isi pekerjaan
2.         Lingkup pekerjaan
3.         Kualifikasi pekerjaan.
Dari ketiga analisis tersebut maka dapat dikembangkan dan diperoleh dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1.         Penentuan tugas – tugas
2.         Penentuan kegiatan dalam pekerjaan
3.         Penetapan pengetahuan
4.         Penetapan kemampuan – kemapuan yang dibutuhkan
5.         Penetapan kecakapan – kecakapan
6.         Penentuan kepribadian, sikap, ketangkasan, dan karakteristik fisik
Klasifikasi pekerjaan memiliki kedudukan yang penting dalam analisis pekerjaan karena hubungannya yang erat dengan analisis pekerjaan dalam aktifitas perencanaan SDM (Sumber Daya Manusia).

d.       Tujuan analisis pekerjaan

Analisis pekerjaan baik dalam sektor  swasta maupun sektor publik, baik dalam pekerjaan yang berskala besar memerlukan analisis pekerjaan untuk berbagai tujuan.beberapa tujuan dari analisis pekerjaan antara lain adalah sebagai berikut (Triton PB;2010) :
1.       Job description; berisi informasi identifikasi, riwayat, kewajiban – kewajiban, pertanggungjawaban, specifikasi, atau standart-standart.
2.       Job clasification; Pengelompokan, pengkelasan, dan jenis – jenis pekerjaan berdasar rencana sistematika tertentu.
3.       Job evaluation; merupakan prosedur klasifikasi pekerjaan berdasarkan kegunaan di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang terkait.
4.       Job desing restructuring; meliputi usaha – usaha untuk merelokasi dan merestrukturalisasi kegiatan – kegiatan pekerjaan dalam berbagai kelompok.
5.       Personnel requirement / spesifications; penyusunan persyaratan atau spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan.
6.       Performance appraisal; penilaian sistematis yang dilakakukan oleh para supervisor terhadap performansi pekerjaan dari para pekerja.
7.       Worker training; dilakukan untuk tujuan – tujuan pelatihan.
8.       Worker Mobility; analisis pekerjaan diperlukan untuk mendukung mobilitas pekerja dalam karir, yang meliputi dinamika posisi -posisi pekerjaan - pekerjaan tertentu.
9.       Efficiency; suatu pekerjaan disebut efisien apabila mencakup integrasi proses kerja yang optimal dan didukung perencanaan yang baik dalam keamanan peralatan (safety) dan fasilitas fisik lainnya.
10.    Safety; fokus perhatian terhadap keamanan dalam bekerja.
11.    Human Resources Planing; adalah langkah dalam perencanaan SDM yang dibutuhkan.
12.    Legal; analisis pekerjaan juga diperlukan untuk menuyusun regulasi – regulasi atau aturan kerja agar pencapaian dari planing- planing yang telah dibuat berjalan sebagai mana mestinya.

C.     Proses Pembinaan

a.       Proses pelatihan

Pelatihan sebelah seleksi. Seorang pekerja dipilih / ditunjuk dalam Organisasi yang membutuhkan pelatihan yang tepat. Hal ini memungkinkan dia untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan juga dengan efisiensi. Demikian pula, manajer kebutuhan pelatihan untuk promosi dan untuk perbaikan dirinya. Karyawan sekarang diberikan pelatihan segera setelah pengangkatan dan sesudahnya dari waktu ke waktu. Pelatihan ini digunakan sebagai alat / teknik untuk manajemen / pengembangan eksekutif. Hal ini digunakan untuk pengembangan sumber daya manusia yang bekerja di. Bahkan, pelatihan merupakan semboyan dari dunia bisnis saat ini yang dinamis.
Pelatihan berarti memberikan informasi, pengetahuan dan pendidikan dalam rangka mengembangkan keterampilan teknis, keterampilan sosial dan keterampilan administrasi antara karyawan. Menurut Edwin Flippo, pelatihan adalah "tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan untuk melakukan pekerjaan tertentu."
Pelatihan karyawan adalah tanggung jawab manajemen. Pengeluaran pada pelatihan tersebut adalah investasi untuk pengembangan tenaga kerja dan memberikan dividen yang baik dalam jangka panjang.Karyawan harus mengambil manfaat dari fasilitas pelatihan disediakan untuk meningkatkan efisiensi dan juga untuk pengembangan diri. Pelatihan tidak perlu diperlakukan sebagai hukuman tetapi sebuah kesempatan untuk belajar, tumbuh dan berkembang pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi.

-          Jenis Pelatihan
a)       Berbagai jenis pelatihan adalah: -
b)       Induksi pelatihan,
c)       Pelatihan kerja,
d)       Pelatihan untuk promosi,
e)       Penyegaran pelatihan,
f)         Pelatihan untuk pengembangan manajerial, dll
Induksi pelatihan bertujuan untuk memperkenalkan organisasi untuk karyawan baru diangkat. Ini adalah pelatihan singkat dan informatif diberikan segera setelah bergabung dengan organisasi. Tujuannya adalah untuk memberikan "burung mata-pandangan" dari organisasi kepada karyawan.Pelatihan kerja berhubungan dengan pekerjaan tertentu dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang tepat dan bimbingan kepada pekerja sehingga memungkinkan dia untuk melakukan pekerjaan secara sistematis, benar, efisien dan akhirnya dengan percaya diri.
Pelatihan untuk promosi diberikan setelah promosi tapi sebelum bergabung dengan pos pada tingkat yang lebih tinggi. Tujuannya adalah untuk memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan dengan tugas kerja di tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari pelatihan penyegaran adalah untuk memperbarui keterampilan profesional, informasi dan pengalaman dari orang-orang yang menduduki posisi eksekutif penting. Pelatihan untuk pengembangan manajerial diberikan kepada manajer sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan dengan demikian memungkinkan mereka untuk menerima posisi yang lebih tinggi. Sebuah perusahaan harus membuat ketentuan untuk menyediakan semua jenis pelatihan.

-          Tujuan Pelatihan
a)         Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan dan Organisasi secara keseluruhan.
b)         Untuk membuat kolam karyawan terlatih, mampu dan setia pada semua tingkat dan dengan demikian membuat pengaturan untuk memenuhi kebutuhan masa depan organisasi.
c)         Untuk memberikan kesempatan pertumbuhan dan pengembangan diri kepada karyawan dan dengan demikian memotivasi mereka untuk promosi dan manfaat moneter lainnya. Selain itu, untuk memberikan keselamatan dan keamanan terhadap kehidupan dan kesehatan karyawan.
d)         Untuk menghindari kecelakaan dan wastages dari semua jenis. Selain itu, untuk mengembangkan seimbang, sikap yang sehat dan keamanan di antara karyawan.
e)         Untuk memenuhi tantangan yang ditimbulkan oleh perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
f)           Untuk meningkatkan kualitas produksi dan dengan demikian menciptakan permintaan pasar dan reputasi dalam dunia bisnis.
g)         Untuk mengembangkan hubungan baik manajemen tenaga kerja dan dengan demikian untuk memperbaiki lingkungan organisasi.
h)         Untuk mengembangkan sikap positif dan pola perilaku yang dibutuhkan oleh karyawan untuk melakukan pekerjaan secara efisien. Dengan kata lain, untuk meningkatkan budaya Organisasi.
i)           Untuk mencegah usang tenaga kerja dalam suatu organisasi.
j)           Untuk mengembangkan kualitas pribadi tertentu di antara karyawan yang dapat berfungsi sebagai aset pribadi secara jangka panjang.

-          Pentingnya Pelatihan
a)       Manfaat Pelatihan Untuk Majikan / Manajemen
(a)         Pelatihan meningkatkan efisiensi dan produktivitas manajer. Hal ini juga meningkatkan kinerja pekerja karena motivasi mereka.
(b)         Pelatihan meningkatkan kualitas produksi. Hal ini juga mengurangi volume pekerjaan manja dan wastages dari semua jenis. Hal ini akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kualitas.
(c)          Ini mengurangi kecelakaan sebagai karyawan terlatih bekerja secara sistematis dan menghindari kesalahan dalam pekerjaan yang ditugaskan.
(d)         Pelatihan mengurangi pengeluaran untuk pengawasan sebagai karyawan terlatih mengambil minat dalam pekerjaan dan membutuhkan pengawasan yang terbatas dan kontrol.
(e)         Pelatihan membawa stabilitas ke angkatan kerja dengan mengurangi perputaran tenaga manajerial.
(f)           Pelatihan meningkatkan moral karyawan.
(g)         Pelatihan menciptakan tenaga kerja terampil dan efisien yang merupakan aset dari unit industri.
(h)         Pelatihan cetakan sikap karyawan dan mengembangkan hubungan industrial ramah.
(i)           Pelatihan mengurangi ketidakhadiran sebagai manajer terlatih menemukan pekerjaan mereka menarik dan lebih memilih untuk tetap hadir pada semua hari kerja.
(j)           Pelatihan memfasilitasi pengenalan teknik-teknik manajemen baru dan juga teknik produksi baru termasuk otomatisasi dan teknologi komputer.
(k)          Pelatihan menciptakan kolam personil terlatih dan mampu dari mana pengganti dapat ditarik untuk mengisi hilangnya personil kunci karena pensiun, dll
(l)           Pelatihan memberikan bimbingan yang tepat dan instruksi untuk eksekutif yang baru diangkat dan membantu mereka untuk menyesuaikan dengan baik dengan pekerjaan dan organisasi.
b)       Manfaat Pelatihan untuk Manajer / Karyawan ↓
(a)            Pelatihan menciptakan rasa kepercayaan di antara karyawan. Ini memberikan keamanan pribadi dan keamanan kepada mereka di tempat kerja.
(b)            Pelatihan mengembangkan keterampilan yang bertindak sebagai aset pribadi yang berharga dari karyawan.
(c)            Pelatihan memberikan kesempatan untuk promosi cepat dan pengembangan diri kepada manajer.
(d)            Pelatihan memberikan remunerasi menarik dan manfaat moneter lainnya kepada karyawan.
(e)            Pelatihan mengembangkan kemampuan beradaptasi di antara karyawan. Ini update pengetahuan dan keterampilan mereka dan membuat mereka segar. Ini benar-benar menyegarkan pandangan mental karyawan.
(f)              Pelatihan mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan yang ditugaskan dan dengan demikian menciptakan minat dan daya tarik bagi pekerjaan dan tempat kerja.
(g)            Pelatihan menciptakan sikap kerjasama dan saling pengertian di antara para manajer. Sikap tersebut berguna tidak hanya di tempat kerja, tetapi juga dalam kehidupan sosial.

b.       Proses pengembangan

Menurut Edwin Flippo, "Tidak ada organisasi memiliki pilihan apakah akan mengembangkan karyawan atau tidak, satu-satunya pilihan adalah bahwa metode." Kebutuhan pengembangan manajemen dengan baik diterima dalam bisnis ini, yang cepat berubah karena perkembangan teknologi dan sosial.
Kekurangan manajer terlatih: manajer berbakat dan matang tidak mudah tersedia. Hal ini tidak mungkin untuk menunjuk manajer dari luar untuk posting manajerial kunci. Alternatif yang lebih baik adalah dengan memilih orang-orang yang berbakat sebagai manajer trainee dan mengembangkan kualitas mereka melalui pelatihan khusus dan eksposur yang lebih luas. Dengan cara ini, organisasi dapat membuat tim sendiri manajer berbakat untuk memimpin Organisasi keseluruhan.
Kompleksitas pekerjaan manajemen: The pekerjaan manajer sekarang rumit dan lebih menantang. Mereka membutuhkan keterampilan bervariasi untuk menangani masalah-masalah organisasi yang kompleks. Untuk hal ini, orang-orang berbakat harus dipilih dan pelatihan yang tepat harus diberikan kepada mereka.
Perubahan teknologi dan sosial: perubahan teknologi dan sosial yang cepat yang terjadi di dunia bisnis. Di India, perkembangan tersebut cepat terjadi seiring dengan liberalisasi dan globalisasi bisnis. Manajer harus diberikan pelatihan yang tepat dan eksposur dalam aplikasi komputer dan teknologi informasi.
Usang manajemen: usang Eksekutif terjadi karena kemunduran mental dan proses penuaan. Hal ini dapat dikoreksi dengan menawarkan kesempatan pengembangan diri kepada manajer. Bahkan, pengembangan diri harus terus sepanjang karir seorang eksekutif.
Kompleksitas manajemen bisnis: Manajemen Bisnis menjadi sangat rumit karena peraturan perundang-undangan pemerintah, persaingan pasar, tekanan sosial dan kesadaran di kalangan konsumen. Terlatih dan manajer matang karena itu diperlukan. Manajer tersebut tidak tersedia dengan mudah. Cara terbaik adalah untuk melatih manajer yang sudah ada melalui program pengembangan manajemen.
Untuk pengembangan manajemen, beberapa metode / teknik yang digunakan. Metode-metode ini dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu,
-  Di internal atau metode kerja, dan
-  Eksternal atau Off metode kerja.

2.1.  Pelatihan Internal Metode / On The Job Metode
-            Coaching
Coaching pada pembinaan kerja adalah suatu metode yang superior yang mengajarkan pengetahuan pekerjaan dan keterampilan untuk manajer bawahan. Ia celana eksekutif trainee tentang apa yang diharapkan darinya dan bagaimana hal itu bisa dilakukan. Para superior juga memeriksa kinerja bawahannya dan membimbingnya untuk memperbaiki kekurangan dan kekurangan. Para superior bertindak sebagai seorang teman dan panduan dari bawahannya. Metode Coaching nikmat learning by doing. Efektivitasnya tergantung pada kapasitas dan kepentingan yang diambil oleh superior dan juga oleh bawahan. Para superior harus mengadopsi pendekatan yang positif dalam proses pembinaan dan membantu bawahan dalam mencapai pengembangan diri. Coaching memiliki keterbatasan tertentu. Sebagai contoh, seorang manajer trainee tidak bisa berkembang banyak di luar batas kemampuan unggul sendiri itu. Demikian pula, keberhasilan metode pembinaan tergantung pada minat dan inisiatif yang diambil oleh peserta pelatihan - manager.
-          Konseling
Berdasarkan metode ini, saran yang ingin bawahan mendekati atasannya. Konseling diberikan dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Namun, atas permintaan dari bawahan, konseling juga dapat ditawarkan pada hal-hal yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan. Ada dialog dua arah antara bawahan dan atasan untuk menemukan solusi untuk masalahnya. Konseling memberikan stabilitas emosional untuk trainee - bawahan.
-          Pengganti
Sebuah pengganti adalah manajer trainee-siapa yang memikul tugas penuh dan tanggung jawab dari posisi saat ini dipegang oleh atasannya, ketika kemudian meninggalkan jabatannya karena pensiun, transfer atau promosi. Di sini, manajer departemen (kepala) memilih salah satu dari bawahan yang cocok untuk menjadi pengganti nya. Sebagai alternatif, departemen personalia dapat membuat pemilihan pengganti. Manajer departemen akan membimbing dia (yaitu pengganti) untuk mempelajari pekerjaannya dan berurusan dengan masalah yang dihadapi manajer setiap hari. Pengganti akan belajar pekerjaan atasannya melalui observasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan . Dia dapat diberikan masalah-masalah khusus untuk belajar dan membuat rekomendasi untuk mengatasinya. Pengganti akan diberikan paparan yang lebih luas dan kesempatan untuk mengembangkan kapasitas untuk menangani masalah-masalah sulit dan situasi yang kompleks.
-          Rotasi Pekerjaan
Ini melibatkan transfer eksekutif dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Tujuan rotasi pekerjaan adalah untuk memperluas pengetahuan, keterampilan dan pandangan dari eksekutif. Metode ini dapat digunakan dalam kasus management trainee dan juga dalam kasus seorang manajer yang ada karena untuk promosi. Job metode rotasi juga berguna untuk menyediakan berbagai pengalaman kerja kepada manajer.
Keuntungan dari Rotasi Pekerjaan
·         Ini membawa semua departemen pada pijakan yang sama sebagai eksekutif berpindah dari satu departemen ke lainnya.
·         Rotasi pekerjaan memfasilitasi kerjasama antar-departemen.Prosedur baru diperkenalkan di departemen bersama dengan rotasi manajer.
·         Manfaat dari eksposur yang lebih luas tersedia untuk manajer trainee.
·         Ada tidak adanya monoton dalam proses pelatihan karena rotasi pekerjaan.
·         Keterbatasan Rotasi Pekerjaan adalah: -
·         Pekerjaan departemen dipengaruhi karena perubahan sering eksekutif untuk tujuan pelatihan.
·         Manajer trainee menemukan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan bos barunya.
·         Bahkan eksekutif tidak berada dalam posisi untuk memiliki pengetahuan khusus dan pelatihan khusus dalam cabang kerja.
·         Sering perubahan posisi eksekutif juga dapat mempengaruhi semangat mereka.



-          Delegasi
Delegasi adalah salah satu metode internal lebih dari pengembangan manajemen. Kinerja bawahan tidak dapat memperbaiki kecuali tanggung jawab tambahan dan wewenang yang didelegasikan kepada mereka. Membuat bawahan untuk mencapai target tertentu melalui delegasi adalah salah satu cara di mana bawahan akan belajar untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri. Mereka akan mengembangkan kualitas kepemimpinan dan pengambilan keputusan keterampilan, yang diperlukan untuk manajer yang baik.
-          Penunjukan sebagai 'Asisten'
Seorang eksekutif junior dapat ditunjuk sebagai 'Asisten' eksekutif senior untuk tujuan pelatihan dan pengalaman praktis. Di sini, eksekutif junior diberikan paparan pekerjaan eksekutif senior dan dia tim teknik baru sambil memberikan bantuan kepada bosnya. Ini memperluas sudut pandang dan membuatnya siap untuk promosi di masa depan. Eksekutif unggul juga mendapat manfaat karena ia dapat mendelegasikan sebagian tanggung jawabnya kepada asisten dan juga bertindak sebagai pemandu asistennya.
-          Keanggotaan Komite
Inter-departemen komite biasanya dibuat untuk membawa koordinasi dalam kegiatan departemen yang berbeda. Manajer dari departemen yang berbeda yang diambil pada komite tersebut.Manajer junior juga diberikan keanggotaan komite tersebut sehingga memberi mereka eksposur yang lebih luas untuk sudut pandang kepala departemen lainnya. Ad hoc komite eksekutif juga dibentuk dan diberikan sebuah masalah khusus untuk belajar. Tugas komite tersebut menawarkan kesempatan pelatihan untuk eksekutif junior, karena mereka harus mempelajari masalah secara mendalam dan membuat rekomendasi.
-          Tugas Proyek
Dalam metode penugasan proyek, manajer trainee diberikan sebuah proyek yang berkaitan erat dengan pekerjaan departemennya. Proyek ini berkaitan dengan masalah tertentu yang dihadapi oleh departemen. Di sini, eksekutif harus mempelajari proyek sendiri dan membuat rekomendasi untuk pertimbangan kepala departemen. Tugas tersebut memberikan pengalaman berharga bagi peserta pelatihan dan mengembangkan pemecahan masalah sikap, yang merupakan salah satu persyaratan penting dari seorang eksekutif.
-          Promosi dan Transfer
Promosi dan transfer adalah dua metode internal lebih dari pengembangan manajemen. Promosi memberikan kesempatan kepada manajer untuk memperoleh keterampilan baru yang diperlukan untuk pekerjaan di tingkat yang lebih tinggi. Ini memotivasi dia untuk perbaikan diri. Transfer juga memfasilitasi perluasan dari sudut pandang yang dibutuhkan untuk posisi yang lebih tinggi. Ini memberikan kesempatan untuk bekerja di posisi yang berbeda dan berkembang.




2.2.   Metode Eksternal Pengembangan Manajemen / Off The Metode pekerjaan
Universitas dan Kolese: Universitas-universitas dan perguruan tinggi, saat ini, menyediakan fasilitas pendidikan manajemen. Di sini, pendidikan diberikan melalui ceramah, diskusi, tugas rumah, tes dan ujian. Di India, Mumbai University (MU) memiliki Jamnalal nya Bajaj Institute of Management Studies (JBIMS) untuk program pengembangan manajemen berbagai. Perguruan tinggi yang berafiliasi dengan Universitas juga melakukan DBM, MBA dan program pembangunan lainnya manajemen untuk eksekutif dari sektor bisnis. Calon yang bekerja pada tingkat manajerial di perusahaan biasanya dipilih untuk program pelatihan tersebut.
Lembaga manajemen: Seiring dengan universitas dan perguruan tinggi, ada lembaga pelatihan manajemen seperti NITIE, Bombay Management Association, dan Dewan Produktivitas, dan sebagainya.Lembaga ini menjalankan program pelatihan khusus bagi lulusan yang tertarik dalam manajemen pendidikan dan program orientasi juga untuk manajer yang ada dari perusahaan sektor publik dan swasta. Perusahaan dapat mewakilkan manajer mereka untuk kursus orientasi singkat dan memperbarui pengetahuan dan informasi dari manajer mereka di daerah tertentu. Bahkan seminar, workshop dan konferensi yang diatur untuk pelatihan manajer oleh berbagai asosiasi seperti kamar dagang dan dewan promosi ekspor.
Role-playing: Role-playing telah didefinisikan sebagai "Sebuah metode interaksi manusia, yang melibatkan perilaku realistis dalam situasi imajiner." Hal ini sangat berguna untuk belajar hubungan manusia dan pelatihan kepemimpinan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan manajer trainee saat berhadapan dengan orang lain. Dalam permainan peran, situasi konflik artifisial diciptakan dan dua atau lebih peserta ditugaskan peran yang berbeda untuk bermain. Sebagai contoh, seorang karyawan laki-laki dapat berperan supervisor perempuan dan pengawas perempuan bisa berperan sebagai seorang karyawan laki-laki.Kemudian, keduanya mungkin akan diberi situasi kerja yang khas dan diminta untuk menanggapi karena mereka mengharapkan orang lain untuk melakukan. Peran seperti bermain menghasilkan pemahaman yang lebih baik antara individu. Ini membantu untuk meningkatkan hubungan interpersonal dan perubahan sikap.
Studi Kasus: Kasus metode studi pertama kali dikembangkan olehChristopher Langdell di Harvard Law School. Sebuah kasus adalah rekening tertulis memberikan rincian tertentu dari situasi ini adalah kaitannya dengan masalah tertentu. Studi kasus tersebut dapat berhubungan dengan setiap aspek manajemen seperti produksi, pemasaran, keuangan personil, dan sebagainya. Kasus yang disajikan selalu tidak lengkap. Ini berarti solusi untuk masalah tidak disediakan.Para peserta diharapkan untuk mengidentifikasi solusi terbaik yang tersedia. Sekelompok kecil manajer diminta untuk mempelajari kasus ini dalam perang studi teoritis sudah selesai dan diikuti dengan diskusi terbuka di hadapan instruktur yang mampu, yang dapat membimbing diskusi cerdas dan analisis . Ada apa-apa seperti salah satu jawaban yang benar untuk studi kasus. metode studi kasus memiliki kelebihan tertentu seperti, (a) secara mendalam pemikiran tentang masalah ini oleh manajer, (b) persepsi lebih dalam situasi dan penghormatan yang lebih besar bagi pendapat orang lain.
Konferensi dan Seminar: deputing petugas untuk konferensi dan seminar adalah metode yang tersedia untuk pengembangan manajemen.Berbagai hal yang dibahas dalam konferensi tersebut sistematis dan seminar. Ini memberikan informasi baru dan pengetahuan untuk manajer.Para peserta dalam konferensi tersebut dan seminar terbatas. Akibatnya, orang-orang lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam konferensi tersebut untuk pengembangan diri. Konferensi dapat diarahkan atau dibimbing atau mungkin untuk konsultasi dan akhirnya untuk pemecahan masalah.
Simulasi: Di ​​sini, seorang eksekutif atau peserta pelatihan diberikan pelatihan praktis dengan menciptakan situasi / lingkungan, yang erat merupakan situasi kehidupan nyata di tempat kerja. Sebagai contoh, kegiatan organisasi dapat disimulasikan dan peserta pelatihan dapat diminta untuk membuat keputusan dalam mendukung kegiatan tersebut.Hasil keputusan tersebut dilaporkan kembali kepada peserta pelatihan dengan penjelasan. Laporan ini menggambarkan apa yang akan terjadi jika keputusan yang diambil. Tim peserta pelatihan dari umpan balik ini dan meningkatkan simulasi berikutnya nya.
Manajemen / Bisnis Permainan: Berbagai komputer dan non-komputer manajemen / bisnis game telah dirancang untuk pelatihan manajer.Metode pelatihan yang digunakan dalam pengembangan manajemen. Ini adalah jenis metode kelas pelatihan. Permainan ini dirancang untuk mewakili situasi kehidupan nyata. Karyawan untuk posisi manajerial yang dimasukkan ke dalam latihan yang sebenarnya pengambilan keputusan.Sebuah masalah yang diberikan kepada mereka bersama dengan semua informasi yang diperlukan dan kendala. Karyawan diminta untuk membuat keputusan. Kualitas keputusan ini dinilai oleh seberapa baik pemohon telah diproses informasi yang diberikan kepadanya. Pengolahan informasi yang seharusnya dipandu oleh pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan organisasi. Bahkan jika kesalahan dibuat dalam permainan, peserta pelatihan dapat belajar banyak dari kesalahannya. Hal ini untuk menghindari kesalahan yang mungkin saat mengambil keputusan untuk perusahaannya. Metode ini mengembangkan kemampuan untuk mengambil keputusan rasional oleh para manajer.
TV dan Video Petunjuk: TV dan instruksi Video digunakan untuk program-program pelatihan dan pengembangan manajemen. Saat ini, program-program pada masalah manajemen diatur pada jaringan TV secara teratur. Rekaman video juga tersedia pada pelatihan manajemen.Buku dan majalah yang diterbitkan secara teratur pada manajemen.Audio-visual (film strip, Video, tape recorder, TV, proyektor overhead, dll) yang sekarang digunakan untuk pelatihan manajer.

2.4 Masalah-Masalah Yang Terjadi

Permasalahan dalam Bidang Personalia menyangkut dalam Aspek Ekonomis, Politis, dan Sosial.

A.      Masalah Ekonomis

Masalah-masalah ekonomis meliputi hal-hal berikut:
1.     Semakin terbatasnya faktor-faktor produksi menuntut agar sumber daya manusia dapat bekerja lebih efektif dan efisien
2.     Semakin didasari bahwa sumber daya manusia paling berperan dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat
3.     Karyawan akan meningkatkan moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerjanya jika kepuasan diperolehnya dari pekerjaannya
4.     Terjadinya persaingan yang tajam untuk mendapatkan teaga kerja berkualitas diantara perusahaan
5.     Para karyawan semakin menuntut keamanan ekonominya pada masa depan

B.      Masalah Politis

Masalah-masalah politis meliputi hal-hal berikut:
1.     Hak asasi manusia semakin mendapat perhatian dan kerja paksa tidak diperkenankan lagi
2.     Organisasi buruh semakin banyak dan semakin kuat mengharuskan perhatian yang lebih baik terhadap sumber daya manusia
3.     Campur tangan pemerintah dalam mengatur perburuhan semakin banyak
4.     Adanya persamaan hak dan keadilan dalam memperoleh kesempatan kerja
5.     Emansipasi wanita yang menuntut kesamaan hak dalam memperoleh pekerjaan

C.     Masalah Sosial

Masalah-masalah sosial meliputi hal-hal berikut:
1.     Timbulnya pergeseran nilai di dalam masyarakat akibat pendidikan dan kemajuan teknologi
2.     Berkurangnya rasa kebanggan terhadap hasil pekerjaan, akibat adanya spesialisasi pekerjaan yang mendetail
3.     Semakin banyak pekerja wanita yang karena kodratnya perlu mendapat pengaturan dengan perundang-undangan
4.     Kebutuhan manusia yang semakin beraneka ragam, material dan nonmaterial yang harus dipenuhi oleh perusahaan

BAB III

KESIMPULAN


A.      Kesimpulan

Dari pembahasan ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen Personalia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
 

B.      Saran

Pencapaian produktivitas tenaga kerja perusahaan ingin sesuai yang diinginkannya harus didukung oleh kegiatan-kegiatan departemen personalia perusahaan tersebut.



0 Response to "Makalah Manajemen Personalia (Pengelolaan Bidang Personalia)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel